ANALISIS DAN CONTOH GAYA KEPEMIMPINAN


GAYA KEPEMIMPINAN

A. Analisis dan Contoh Gaya Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan demokrasi adalah gaya seorang pemimpin yang aktif, dinamis, dan terarah yang menghargai karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anggota organisasi yang membuka kesempatan sama besar bagi para anggota tim untuk berpartisipasi lebih aktif dalam proses pengambilan keputusan.

Ada beberapa karakteristik utama dari gaya kepemimpinan demokratis, yaitu:

  • Wewenang pimpinan tidak mutlak
  • Menggunakan pendekatan yang integralistik
  •  Organisasi secara keseluruhan
  • Terbuka terhadap ide, pandangan, dan saran bawahan
  • Bersifat rasional dan obyektif
  • Kemampuan pemimpin mengintegrasikan organisasi pada peranan dan porsi yang tepat
  • Menjunjung tinggi harkat dan martabat bawahan
  • Memelihara kondisi kerja yang kondusif, inovatif, dan kreatif
  • Bawahan berpartisipasi dalam hal pengambilan keputusan
  • Kreativitas didorong dan dihargai

Dengan lahirnya gaya kepemimpinan demokratis, setiap anggota kelompok didorong untuk berbagi pikiran dan ide-ide yang lebih baik dan solusi kreatif untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul. Anggota kelompok merasa lebih terlibat dan berkomitmen untuk proyek-proyek, membuat mereka lebih mungkin untuk peduli tentang hasil akhir. Tipe kepemimpinan demokratis selalu bersedia menerima dan menghargai saran-saran, pendapat, dan nasehat dari staf dan bawahan, melalui forum musyawarah untuk mencapai kata sepakat.

Gaya kepemimpinan demokratis telah digambarkan sebagai gaya kepemimpinan yang paling efektif, akan tetapi gaya tersebut memiliki beberapa kerugian potensial. Dalam situasi di mana peran tidak jelas atau waktu adalah esensi, kepemimpinan demokratis dapat menyebabkan kegagalan komunikasi dan proyek yang belum selesai. Dalam beberapa kasus, anggota kelompok mungkin tidak memiliki pengetahuan yang diperlukan atau keahlian untuk membuat kontribusi yang memiliki kualitas untuk proses pengambilan keputusan, sehingga lambat dan sulit dalam pencapaian keputusan.

Contoh gaya kepemimpinan demokratis, sebagai berikut :

1.      1. Presiden John F. Kennedy

John Fitzgerald Kennedy (lahir di Brookline, Massachusetts, 29 Mei 1917 – meninggal di Dallas, Texas, Amerika Serikat, 22 November 1963 pada umur 46 tahun), sering disebut John F. Kennedy, Kennedy, John Kennedy, Jack Kennedy, atau JFK adalah Presiden Amerika Serikat yang ke-35. Pada 1960, ia menjadi president  Amerika Serikat kedua yang termuda setelah Theodore Roosevelt . Kennedy menjadi presiden setelah dilantik pada 20 Januari 1961. Jabatan kepresidennya terhenti setelah terjadi pembunuhan terhadap dirinya pada 1963. Ia tewas oleh terjangan peluru saat melakukan kunjungan ke Dallas (Texas) pada 22 November 1963.

Presiden John F. Kennedy adalah pemimpin demokratis yang terkenal. Seseorang tidak salah ketika mengatakan Presiden Kennedy adalah seorang Demokrat dan tentunya ia akan dikenang sebagai seorang pemimpin besar. Ia adalah salah satu pemimpin demokratis yang terkenal. Selain seorang pemimpin yang demokratis, John F.Kenedy juga pemimpin paling karismatik di Amerika Serikat. John F. Kennedy berasal dari keluarga yang kuat, dan diberkati dengan penampilan yang baik di samping kharisma pribadinya.

Kepemimpinan JFK memang terlihat sejak Perang Dunia ke 2 sebagai seorang Letnan memimpin sebuah kapal torpedo (Torpedo Patrol Boat) PT 109 di Samudera Pacific yang saat itu diserang oleh tentara Jepang dan kapalnya  tenggelam. John yang terluka parah pada bagian punggungnya masih mampu memotivasi anak buahnya untuk menyelamatkan dirinya bahkan meminta bantuan. Tindakan kepahlawanannya membawanya mendapatkan penghargaan dari Angkatan Laut dan Marinir AS.

Presiden yang hanya memimpin AS dalam 1036 hari ini mempunyai banyak legacy (warisan) dari pemerintahan singkatnya antara lain  rencana pendaratan astronot di bulan, penegakan hak-hak kaum sipil, peredaan ketegangan dan konfrontasi di Teluk Babi dengan Uni Soviet pada era perang dingin dan lainnya.

  • 2.      2. Dwight D. Eisenhower

Dwight David Eisenhower, terlahir David Dwight Eisenhower (lahir di Denison, Texas, 14 Oktober 1890-meninggal di Washington, D.C., 28 Maret1969 pada umur 78 tahun), atau juga dikenal dengan nama panggilan "Ike", tentara dan politikus Amerika. Ia menjabat Presiden Amerika Serikat ke-34 (1953–1961).

Pada Perang Dunia II, ia adalah Panglima Tertinggi Sekutu di Eropa dengan pangkat Jenderal Angkatan Darat . Pada 3 Januari 1959, ia meresmikan penetapan Alaska sebagai negara bagian yang ke-49 yang merupakan wilayah terluas di Amerika. Eisenhower adalah satu-satunya presiden yang pernah berdinas dalam Perang Dunia I maupun Perang Dunia II.

Sesudah perang, Dwight Eisenhower berturut-turut menjadi Kepala Staf Angkatan Darat Amerika, Presiden Universitas Columbia di New York, dan Panglima Tertinggi pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO, di Paris. Pada saat itu, baik Partai Demokrat maupun Partai Republik membujuknya supaya bersedia menjadi calon Presiden masing-masing. Akhirnya ia terpilih menjadi Presiden dengan perbedaan suara yang banyak sekali.

Dengan berunding berdasarkan kekuatan militer Presiden Dwight Eisenhower berusaha meredakan ketegangan akibat perang dingin. la antara lain berhasil mengadakan penghentian tembak menembak sepanjang perbatasan Korea Selatan, dan menutup perjanjian perdamaian yang menjadikan Austria sebuah negara netral.

Presiden Dwight Eisenhower, yang dua kali berturut-turut menjadi presiden sampai 1960, menyebutkan dirinya seorang moderat.

  •          la berpegang pada sistem pasar bebas.
  •          Menentang pengawasan pemerintah atas harga-harga barang-barang dan kenaikan gaji.
  •          Mencegah keterlibatan pemerintah dalam pertentangan antara kaum buruh dan pihak majikan.
  •          Mendorong program-program peluru kendali dan melanjutkan bantuan luar negeri.

Presiden Dwight Eisenhower memusatkan perhatiannya pada usaha memelihara perdamaian dunia. Ia mengadakan program rakyat ke rakyat yang mengajurkan agar rakyat biasa dari semua negara saling bertemu dan berbicara untuk memupuk saling pengertian dan persahabatan. Dari program ini timbullah program hubungan persaudaraan antara kota-kota Amerika dan kota-kota negara-negara lain. Kini lebih dari 100 kota Amerika mempunyai hubungan semacam itu dengan kota-kota di seluruh dunia. Program ini dinamakan sister city. Presiden Eisenhower dengan gembira menyaksikan perkembangan programnya "atom untuk perdamaian." Dalam program itu, Amerika menyumbangkan uranium kepada negara-negara berkembang demi kesejahteraan manusia. Pada 1964, Indonesia mendapat bantuan sebanyak $ 350.000 sebagai sumbangan untuk pembangunan reaktor atom di Bandung.

B. Analasis dan Contoh Gaya Kepemimpinan Otoriter

Gaya kepemimpinan otoriter adalah  gaya pemimpin yang cenderung memusatkan kekuasaan kepada dirinya sendiri, mendikte bagaimana tugas harus diselesaikan, membuat keputusan secara sepihak, dan membatasi inisiatif maupun daya piker, serta tidak memberikan kesempatan kepada anggota untuk menyampaikan pendapat. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh pemimpin, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.

Ada beberapa karakteristik gaya kepemimpinan otoriter, sebagai berikut:

  • Semua kebijakan ditentukan oleh pemimpin.
  • Teknik dan langkah-langkah kegiatannya didikte oleh atasan setiap waktu, sehingga langkah-langkah yang akan datang selalu tidak pasti untuk tingkatan yang luas.
  •  Pemimpin biasanya membagi tugas kerja bagian dan kerjasama setiap anggota.
  • Pemimpin kurang memperhatikan kebutuhan bawahan.
  • Komunikasi hanya satu arah yaitu kebawah saja.
  • Pemimpin cenderung menjadi pribadi dalam pujian dan kecamannya terhadap kerja setiap anggota.
  • Pemimpin mengambil jarak dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila menunjukan keahliannya.

Suatu organisasi, lembaga, maupun negara yang menganut gaya kepemimpinan otoriter, maka orang-orang yang tercakup didalamnya akan merasa takut, penuh tekanan, dan tegang karena selalu dibayangi oleh ancaman dan hukuman. Akibat rasa takut maka orang yang dipimpin tidak berani mengambil inisiatif dan keputusan maka kreatif akan tidak pernah tersalurkan dan berkembang. Kemudian timbul sikap apatis yaitu menunggu perintah baru bekerja.

Gaya kepemimpinan otoriter ini biasanya diterapkan pada militer, polisi, dan very bureaucratic organizations. Gaya kepemimpinan tersebut bukan sebagai metode terbaik, namun demikian pada kondisi tertentu dimana diperlukan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang sangat cepat, gaya otoriter ini sangat bermanfaat. Selain itu juga sangat bermanfaat jika bawahan tidak mengerti dengan tugas-tugasnya sedangkan keputusan harus segera diambil.

Contoh gaya kepemimpinan otoriter, yaitu :

1.     3.  Adolf Hitler

      Sosok kepemimpinan Hitler dimata rakyat Jerman dan Dunia Internasional dikenal sebagai pemimpin yang bergaya otokratis dan diktator. Hitler menggunakan suatu pendekatan dengan cara memanfaatkan keadaan ekonomi yang buruk (karena inflasi yang besar-besaran sehingga mengakibatkan adanya hutang terhadap Amerika, dalam kredit jangka pendek). Yang membuat kebijakan adanya kredit jangka pendek Amerika adalah Pemerintahan Weimar, yang disebut sebagai kemerosotan Weimar. Dengan adanya hutang tersebut sudah dibayar lunas, maka masyarakat kembali hidup mewah, tetapi disisi lain banyak warga yang merasakan kesengsaraan. Dengan adanya kejadian ini maka banyak rakyat yang tidak setuju dengan kemrosotan Weimar ini, dan ingin kembali hidup lama yang sederhana, (bergabung dengan masuk Ke NAZI kecil), ini terjadi pada tahun 1920 an.

2.      4. Muammar Abu Minyar al-Qaddafi

Muammar Gaddafi adalah pemimpin Libia. Ia lahir pada tanggal 7 Juni 1942 di Surt, Tripolitania. Ia telah memipin Libya selama lebih kurang 41 tahun, dari tahun 1969 sampai dengan tahun 2011.

Ghadaffi dianggap merupakan pemimpin yang kejam, dan diktator. Kehidupan warga Libya dibatasi semenjak ia mencapai puncak tertinggi pemerintahan Libya. Keluarga Gaddafi mengambil alif sebagian besar perekonomian Libya. Gaddafi menggunakan miliaran pendapatan minyak untuk proyek-proyek internasional. Menurut informasi, ia mengalokasikan pendapatan negara untuk mensponsori teror dan kegiatan politik lainnya di seluruh dunia.

Kelelahan masyarakat akan kepemimpinannya memicu demo besar-besaran menuntut dirinya turun dari jabatan tertinggi pemerintahan Libya. Pemberontakan terhadap rezim kolonel Gaddafi yang mulai berkuasa lebih kurang 41 tahun mulai pecah pertengahan bulan Februari setelah rakyat Tunisi dan Mesir bangkit dan melengserkan pemimpin masing-masing.

3.      5. Ferdinand Edralin Marcos

Ferdinand Edralin Marcos lahir di Sarrat, Ilocos Norte, Filipina, pada 11 September 1917. Ia merupakan Presiden Philipinan ke-10. Kepemimpinannya dimulai pada tanggal 30 Desember 1965 sampai 25 Februari. “People Power Revolution” mendesak ia untuk turun dari jabatannya. Hal ini karena rakyat sudah tak tahan lagi dengan gaya kepemimpinannya yang diktator, otoriter, dan syarat dengan berbagai kecurangan. ia dianggap sebagai pemimpin yang korup dan melakukan pelanggaran Ham Aksasi Manusia.

Pemerhati HAM menyatakan Presiden ini bertanggung jawab atas kehilangan 759 orang, 3.257 pembunuhan, 35.000 penyiksaan dan 70.000 penahanan. Saking berkuasanya dia bisa meletakan istrinya menjadi Menteri Pemukiman (1972-1986). Setelah terjadinya “People Power Revolution”, Marcos dan istrinya, Imelda Marcos, kabur ke Hawai, dan dia meninggal dunia di tempat pelariannya pada tanggal 28 September 1989 akibat penyakit ginjal, jantung, dan paru-paru.

C. Analasis dan Contoh Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Gaya kepemimpinan partisipatif adalah gaya kepemimpinan yang aktivitas nya bersifat autokratik, membuat keputusan dengan melibatkan karyawan, mendelegasikan tugas, mempengaruhi karyawan, dan membuat karyawan ikut serta dalam memajukan perusahaan/organiasi, sehingga dapat menumbuhkan semangat dan solidaritas antara atasan dan bawahan.

Ada beberapa karakteristik gaya kepemimpinan partisipatif, sebaagai berikut :

1.      Pemimpin melakukan komunikasi dua arah dengan bawahan

2.      Selalu melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan

3.      Secara aktif menerima kritik dan saran dari bawahan

4.      Mendorong bawahan untuk menggunakan kemampuan secara operasional

5.      Mendorong bawahan untuk selalu ikut berpartisipasi

6.      Bersama-sama menanggung kekuasaan (power sharing)

7.      Keputusan yang diambil, biasanya lebih dapat diterima oleh para partisipan

8.      Kualitas keputusan yang diambil biasanya lebih baik, bila para peserta mempunyai informasi dan pengetahuan yang tidak dimiliki oleh sang pemimpin

Gaya kepemimpinan partisipatif dikenal dengan istilah kepemimpinan terbuka, bebas, dan non directive. Gaya kepemimpinan partisipatif lebih menekankan pada tingginya dukungan dalam pembuatan keputusan dan kebijakan tetapi sedikit pengarahan. Maksud dari sedikit pengarahan ialah pemimpin tidak hanya duduk diam dan memberikan banyak perintah, tetapi pemimpin itu sendiri juga ikut berpartisipasi.

Gaya kepemimpinan partisipatif ini dapat menumbuhkan rasa demokrasi yang tinggi. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap karyawan, mereka merasa dihargai karena mereka dilibatkan langsung dalam pengambilan kebijakan.

Contoh gaya kepemimpinan partisipatif, yaitu :

1. Seorang pemimpin berdiskusi dengan karyawan mengenai perancangan sistem waktu fleksibel

2. Seorang pemimpin mengumpulkan ide dan saran dari pihak lain, kemudian pemimpin meminta bawahan untuk ikut berpartisipasi dalam hal pengambilan keputusan

3. Pemimpin menunjukkan sebuah keputusan yang telah dibuat sebelumnya, kemudian berkonsultasi dengan bawahan dan bersedia melakukan modifikasi jika ada keberatan atau saran yang lebih baik

4. Pemimpin menunjukkan proposal sementara dan secara aktif mendorong bawahan untuk memberikan saran demi perbaikan proposal tersebut

D. Analasis dan Contoh Gaya Kepemimpinan Bebas Tindak

Gaya kepemimpinan bebas tindak adalah gaya kepemimpinan yang secara keseluruhan memberikan bawahannya atau kelompok kebebasan dalam pembuatan keputusan dan menyelesaikan pekerjaan menurut konsep/cara yang paling baik oleh bawahannya.

Ada beberapa karakteristik gaya kepemimpinan bebas tindak, sebagai berikut :

1.      Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu dengan partisipasi minimal dari pemimpin.

2.      Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pemimpin yang membuat orang selalu siap bila dia akan memberi informasi pada saat ditanya.

3.      Sama sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas.

4.      Pemimpin membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya sendiri.

5.      Pemimpin hanya menentukan kebijaksanaan dan tujuan umum.

6.      Bawahan dapat mengambil keputusan yang relevan untuk mencapai tujuan dalam segala hal yang mereka anggap cocok.

7.      Kadang-kadang memberi komentar spontan terhadap kegiatan anggota atau pertanyaan dan tidak bermaksud menilai atau mengatur suatu kejadian

Pimpinan dengan gaya situasi ini berpendapat bahwa tugasnya adalah menjaga dan menjamin kebebasan tersebut serta menyediakan segala kebutuhan dan fasilitas yang dibutuhkan organisasi, atau orang yang dipimpinnya guna menyelenggarakan organisasinya. Gaya kepemimpinan ini, sang pemimpin praktis tidak memimpin, sebab ia membiarkan kelompoknya berbuat semau sendiri.

Contoh gaya kepemimpinan bebas tindak, sebagai berikut :

Dalam rapat sekolah, kepala sekolah menyerahkan segala sesuatu kepada para tenaga kependidikan, baik penentuan tujuan, prosedur pelaksanaan, kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, serta sarana dan prasarana yang akan digunakan. Kepala sekolah bersifat pasif, tidak ikut terlibat langsung dengan tenaga pendidikan dan tidak mengambil inisiatif apapun. Kepala sekolah yang memiliki biasanya memposisikan diri sebagai penonton, meskipun ia berada ditengah-tengah para tenaga pendidikan dalam rapat sekolah, karena ia menganggap pemimpin jangan terlalu banyak mengemukakan pendapat, agar tidak mengurangi hak dan kebebasan anggota.

Dalam suasana kerja yang dihasilkan oleh kepemimpinan pendidikan semacam itu, tidak dapat dihindarkan timbulnya berbagai masalah, misalnya berupa konflik-konflik kesimpang siuran kerja dan kesewenang-wenangan oleh karena masing-masing individu mempunyai kehendak yang berbeda-beda menuntut untuk dilaksanakan sehingga akibatnya masing-masing adu argumentasi, adu kekuasaan, dan adu kekuatan serta persaingan yang kurang sehat diantara anggota disamping itu karena pemimpin sama sekali tidak berperan menyatukan, mengarahkan, mengkoordinir, serta menggerakkan anggotanya.

E. Peran dan Kontribusi Nyata yang akan Saya Lakukan jika Menjadi Seorang Pemimpin

            Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan atau kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.

Peran pemimpin beraneka ragam, diantaranya sebagai penggerak, motivator, inspirator, penunjuk arah, menyatukan, pelindung, pengayom, penolong, serta mensejahterakan para anggota/bawahan.

Jika saya menjadi seorang pemimpin, saya akan memulai dengan menjadi pemimpin bagi diri saya sendiri terlebih dahulu. Mengatur, mengkoordinir, dan mengarahkan diri saya dalam sebuah disiplin dan rencana kerja yang tentunya harus saya terapkan dalam kehidupan saya sehari-hari karena pemimpin adalah cermin bagi seluruh anggota. Dan ketika saya telah mampu memimpin diri saya sendiri, kemudian saya yakin bisa menjadi pemimpin bagi oranglain.

Langkah pertama yang saya ambil jika saya menjadi seorang pemimpin adalah berjanji pada diri saya sendiri bahwa saya harus mampu menerima amanah dan menjalankannya dengan segenap hati dan pikiran yang saya miliki, kemudian saya akan menentukan visi dan misi yang jelas. Selain itu, tentu nya ada beberapa hal yang harus saya lakukan dan yang harus saya selalu terapkan, sebagai berikut :

·         Membuat program kerja yang jelas dan disosialisasikan pada seluruh anggota

·         Memperkuat hubungan internal dengan tetap menjaga dan menjalin hubungan dengan relasi atau pihak luar organisasi

·         Terbuka terhadap anggota dalam hal apapun

·         Menyelesaikan suatu persoalan dengan sesegera mungkin dengan penuh pertimbangan (tidak gegabah) dan melibatkan/mengikutsertakan anggota dalam hal pengambilan keputusan

·         Menerima kritik dan saran dari anggota dalam upaya mewujudkan kesempurnaan kepemimpinan dan sebagai pembelajaran di masa yang akan datang.

·         Bertanggung jawab dan berperan sesuai dengan peran utama, yaitu memimpin

Sebuah organisasi, perusahaan, maupun negara, jika dipimpin oleh seorang pemimpin yang jujur, intelegen, terbuka, selalu mau belajar dari lingkungan sekitar, serta tidak pernah lupa untuk memberikan apresiasi terhadap prestasi oranglain terutama bawahan, maka akan tercapai tujuan awal secara maksimal.

Untuk memajukan sebuah organisasi, perusahaan, maupun negara, maka sangat dibutuhkan gaya kepemimpinan yang demokratis. Gaya kepemimpinan tersebut lebih mementingkan keanekaragaman keahlian dan pengalaman yang ada pada anggota-anggota nya. Setiap pengambilan keputusan dilakukan secara bersama. Dengan cara tersebut, keputusan lebih mufakat dan anggota tim lebih percaya pada pemimpinnya.

Jika saya menjadi seorang pemimpin, gaya yang akan saya aplikasikan pada konsep kepemimpinan saya adalah gaya kepemimpinan demokratis, yang tentu nya gaya kepemimpinan tersebut akan menjunjung tinggi harkat dan martabat bawahan dikarenakan bawahan diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam hal pengambilan keputusan. Pemimpin juga tidak memiliki wewenang yang mutlak dimana setiap keputusan dan kebijakan organisasi atau negara dilakukan melalui musyawarah atau mufakat. Dengan melibatkan bawahan dalam hal pengambilan keputusan, bawahan tidak perlu segan dalam memberikan kritik, saran, ataupun masukan kepada pimpinan sesuai dengan prosedur yang benar berdasarkan fakta, sehingga terciptalah hubungan yang harmonis antara pemimpin dan bawahan, juga bawahan akan merasa percaya diri dan nyaman sehingga bisa mengeluarkan ide dan aspiratif terbaiknya untuk mencapai tujuan bersama yang baik kedepannya, serta tidak mudah lahir kubu oposis karena pemimpin dan bawahan sejalan.

Komentar

  1. Pasti anak unimed wkwk. Bnyak ya tgas kkni nya

    BalasHapus
  2. Omakk keren kali. Dah masuk aja gaya-gaya kepemimpinan di blog mu ya Kinah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih hehehe. Dibaca ya petsi artikel lainnya. Semoga bermanfaat :)

      Hapus
    2. Petsi? Petrus Silalahi? Haha oke ibu matematika

      Hapus
    3. Dibaca yaa Pet. Semoga menambah khazanah ilmu pengetahuan :))

      Hapus

Posting Komentar