Mengapa Bayi Dapat Bernapas dan Menelan Pada Waktu yang Bersamaan, Tetapi Orang Dewasa Tidak Bisa?

 


Mengapa Bayi Dapat Bernapas dan Menelan Pada Waktu yang Bersamaan, Tetapi Orang Dewasa Tidak Bisa?

 

            Faktanya, kita memiliki dua pipa yang berbeda dalam tenggorokan kita. Makanan turun melalui esofagus menuju perut kita dan udara mencapai paru-paru melalui laring. Pada bagian atas, dekat dengan mulut kita, kedua pipa tersebut tersambung satu sama lain. Masalahnya adalah jika makanan masuk ke jalur udara dan menghambatnya, kita dapat tersedak hingga mati. Inilah mengapa kita mengembangkan sebuah refleks yang tidak mengizinkan untuk bernapas dan menelan pada saat yang bersamaan.

 

            Bayi dibawah usia enam bulan tidak memiliki refleks ini dan oleh karenanya memiliki kemampuan untuk menelan dan bernapas dalam waktu yang bersamaan. Jadi, mengapa hal tersebut tidak berbahaya bagi bayi? Jawabannya adalah bahwa dalam bayi muda, laring berada pada posisi yang jauh lebih tinggi di tenggorokan daripada posisinya pada tenggorokan manusia dewasa. Ini berarti bahwa ketika mereka menyusu, susu dapat mengalir di seputar sisi mana pun dari laring masuk ke esofagus tanpa masuk ke dalam paru-paru.

 

Saat bayi tumbuh dan bentuk laring mereka berubah, refleks tersebut pun berkembang. Tidak seorang pun benar-benar tahu bagaimana hal ini bisa terjadi, tetapi tampaknya tidak dapat bernapas dan menelan pada saat bersamaan adalah kondisi “normal” yang “dimatikan” selama periode menyusu.



Terima Kasih.

I'm Sakinah Maryam,

Mandailingnese.

-Indonesia-


Komentar

  1. Lanjutkan pada artikel-artikel selanjutnya, nak. Lebih banyak artikel ilmiahnya tpi sederhana dan jadi lebih menyenangkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih Ma. Insya Allah pada postingan berikutnya hehehhe

      Hapus
  2. Kerennn. Tambah postingannya lagi kak kinahh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaamiin. Insya Allah yaa dekku. Dibaca artikel nya yaa dek.

      Hapus
  3. Ngak papa promosi dulu kan kakk, semoga semakin baik kedepannya ya kk kinah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasiih adek. Pantengin terus yaa blog kakak hehe

      Hapus
  4. Semangat adek kak caa buat konten blog nyaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima Kasih kak caa. Dibaca artikelnya ya kakak.

      Hapus
  5. Isi blog nya sangat bermanfaat. Semangat adek kak deby!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bismillah.. Kinah ngasih bocoran dikit nih hehe. Yang ngajarin nulis itu adalah kak Deby. Makasih kakak :))

      Hapus
  6. Sejurusan nih adik kakak. Semangatt adiks.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masha Allah. Anak Pendidikan Matematika juga gak kalah untuk menciptakan suatu karya ilmiah kan kakak hehehe

      Hapus
  7. Maa Syaa Allah. Lanjutkan kinn :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada Indah jg disni ya wkwk. Semngatt Kinaah. we're always support you.

      Hapus
  8. Woah keren artikelnya ;)
    Semangat teruss kak kinah!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih adek. Bantu sebar ke teman-temannya ya. Biar yang lain juga pada baca. Hitung-hitung nambah wawasan, dek :)

      Hapus
  9. Kka ku ini selalu menginspirasi. Udah laura baca juga beberapa artikel kka. Amazinggg kakk. Kalau bleh laura request, buat artikel ilmiah yg nggak ada jawabannya gitu kak, susah dinalar gtulah. Cthnya kenapa kita berkedip dll. Semnagt jg ya kakak buat tulisan dan kuliah nya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih adik kakak. Siap, dik. Postingan selanjutnya kakak kupas tentang itu yaa. Ditunggu adik! :)
      Eittss, jangan lupa baca artikel lainnya juga yaa, dik.

      Hapus

Posting Komentar